Friday 28 December 2007

Membangkitkan dbf yang rusak oleh Kespo



Beberapa hari yang lalu salah seorang rekan saya yang bernama Saryadi Suprayoga, programmer yang softwarenya banyak digunakan dibeberapa perusahaan, mengeluhkan software besutan beliau yang masih menggunakan database dbf tiba-tiba tidak bisa dibuka lagi,kemudian beliau mencoba untuk mengcopy file tersebut ke flash disk,ternyata file dbf lain pun yang ada di flash disk menjadi ikut-ikutan tidak bisa terbuka,padahal itu merupakan database yang sudah bertahun-tahun,beliau mengaku jadi pusing tujuh keliling, bagaimana jika hal tersebut terjadi pada rekan-rekan sekalian ?,itu merupakan ciri-ciri file yang di rusak oleh virus, salah satunya adalah virus kespo.

Seperti kita ketahui, virus Kespo selain mengincar file .doc (MS Word) dan xls (MS Excel) sebagai korbannya, ternyata file .dbf pun termasuk dalam daftar file yang dijahilinya. Celakanya, jika file .doc dan .xls yang di injeksi dapat disembuhkan dengan file fix yang banyak beredar di internet. File .dbf yang di”permak” ini diperlakukan agak berbeda dengan file doc/xls sehingga databasenya tidak dapat berfungsi dan harus di recover dari back upnya. Pertanyaannya adalah, bagaimana kalau lupa memback up, atau backupnya juga ikut terkena Kespo ? Wah… kalau sudah begitu dapat dikatakan bahwa virus Kespo membuat anda makin religius :P. Mengapa ? Karena anda pasti langsung berdoa dalam hati meminta kembali data anda dan menyesali mengapa anda tidak melakukan backup dengan baik dan disiplin. Cara terakhir tentunya ada, input ulang semua data …. Bisa-bisa anda bisa lembur berminggu-minggu jika database yang dihancurkan itu ukurannya besar.

Menurut perkiraan Vaksincom, pengguna .dbf ini mayoritas adalah pengguna aplikasi database Visual Fox Pro, Clipper dan aplikasi lain yang terkait dengan format .dbf seperti SPSS dan ArcGIS. Dan secara persentase jumlah perusahaan, pengguna database.dbf ini mencapai lebih dari 50 % dan tersebar di seluruh Indonesia.

Satu keunikan lain yang membedakan Indonesia dengan negara lain adalah para pengguna database ini sebagian besar “tidak online” atau hanya satu komputer saja yang online melalui dial up ke internet sehingga ancaman virus dari internet terhadap database servernya relatif dapat diminimalkan dan perusahaan merasa tidak perlu untuk memasang program antivirus. TETAPI …… ada satu celah yang juga merupakan ciri khas Indonesia, dimana pengguna UFD (USB Flash Disk) nya sangat tinggi dan pertukaran data antar komputer melalui UFD sangat sering dilakukan.

Ibarat hubungan seks bebas tanpa pengaman yang mengakibatkan penularan penyakit, komputer tanpa antivirus yang saling bertukar data melalui UFD ini juga sangat rentan terinfeksi virus melalui UFD dimana pada saat mencolokkan UFD, virus yang bercokol di satu komputer langsung menginfeksi UFD tersebut sehingga ketika dicolokkan ke komputer lain yang masih bersih, virus di UFD tersebut secara otomatis (autorun) akan menginfeksi komputer tersebut. Salah satu virus lokal tersebut adalah Kespo yang dalam salah satu rutinnya merusak file database (.dbf) komputer korbannya.

Bagaimana cara mengembalikan .dbf yang sudah di”permak” ?

Bagi orang awam, kerusakan pada file .dbf ini ibarat dapat Tsunami pada server databasenya. Secara default, pesan yang akan muncu ketika kita mengakses file .dbf yang telah dirusak Kespo adalah :

“Not a Table”

Selain itu ada kemungkinan pesan tersebut telah dirubah oleh programmer (jika anda menggunakan aplikasi database buatan lokal), intinya pesannya akan berbunyi seperti :

"Data Anda dalam keadaan rusak, silakan diperbaiki" à Pesan ini muncul jika anda menggunakan aplikasi lokal SIAP www.siap-software.com

Lalu kemana anda harus mencari pertolongan jika menjadi korban ? Kabar baiknya, lagi-lagi ada veteran database yang meluangkan waktunya untuk membenarkan masalah ini. Terimakasih kepada Bapak Ismuddin yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan solusi bagi masalah ini. Jika database anda yang rusak ini memiliki ukuran besar dan anda memerlukan layanan Database Recovery profesional, silahkan hubungi info@vaksin.com.

Langkah untuk merecover file DBF yang rusak oleh virus KSPOOLD (Sumbangan Bp. Ismuddin, veteran dbf Indonesia).

Kerusakan data yang disebabkan oleh virus KSPOOLD adalah mengganti header dari file yang berekstensi DBF (Kalau file data dbf yg sudah diganti ekstensinya tidak diserang). Karena header setiap file dbf tidak sama ukurannya, ini tergantung dari jumlah field, maka untuk file yang jumlah fieldnya sedikit, virus bisa menyerang record. Hal ini saya perhatikan karena disengaja oleh pembuatnya agar ukuran file tidak berubah.

Untuk memperbaiki header file dbf yang rusak bisa dilakukan dengan bantuan utility UltraEdit yang dapat di download versi trial nya di :

http://www.tucows.com/preview/194610


Langkah perbaikan :

1.Buka file dbf yang rusak dengan UltraEdit.

2.Buka file yang masih baik dgn struktur yang sama dengan file yang rusak, atau buat file baru yang strukturnya sama dgn file yang rusak.

3.Blok header data yang clean mulai dari batas header dgn record sampai ke awal file, klik kanan pilih copy.

4.Blok header data yang rusak mulai dari batas antara header dgn record sampai awal file, klik kanan pilih paste.

5.Simpan data yang rusak dgn cara masuk ke Menu, Pilih File lalu Save. Perbaikan data tahap pertama sudah selesai, hasilnya masih belum bisa dibaca oleh VFP, karena jumlah record yang tercatat pada data yang rusak tidak sama dengan yang di kopikan.

6.Perbaikan selanjutnya saya menggunakan tool yang berfungsi untuk memperbaiki header file dbf yg kerusakannya tidak parah dgn Tabel Repair Utility (Program Terlampir).

7.Klik Pilih File, cari file yang disimpan melalui UltraEdit.

8.Klik Tombol Ganti Pada baris jumlah Record.

9.Klik Tombol Ganti Pada baris ukuran file.

10.Bila File yg Anda Recover mempunyai Field Memo sedangkan file memonya tidak tersedia, ubah Table Flag menjadi Has CDX File, kemudian klik Ganti.

11.Klik Buka File ...untuk membuka file yang sudah di recover, pada bagian bawah terdapat record sampah, buang saja .. !

Data yang rusak sudah bisa diselamatkan.


Berikut ini saya sertakan juga Program untuk perbaikan Tahap kedua setelah menjalankan UltraEdit Fix-dbf.zip (REPAIR.EXE dan MODULS.EXE)


Langkah Pencegahan menjadi korban Kespo

1.Gunakan program antivirus yang mempu mendeteksi virus Kespo dan pastikan antivirus anda sudah terupdate secara otomatis.

2.Jika memungkinkan, ganti ekstensi database anda, jangan menggunakan ekstensi .dbf. Anda dapat mengganti ekstensi database dengan ekstensi khusus (apa saja), asalkan pada program aplikasi database nya di set untuk mencari nama file dengan ekstensi khusus tersebut, misalnya database “data1.dbf” diganti dengan nama “data1.ilu” atau menjadi “data1.abc”

3.Selalu ingat untuk melakukan back up pada database anda secara benar dan teratur. Ingat untuk sedia payung sebelum hujan, dan payungnya di cek secara teratur selalu bekerja dengan baik.



Aa Tan (Alfons Tanujaya) and Dafis
images from : hi-technews.net